GURU TIDAK DIGITAL, TERGILAS ZAMAN NOW
Sapto Budi Hendrotanoyo, S.Pd.
Guru SMP Negeri
2 Manyaran
Mengingat kembali pernyataan
Dirjen GTK kemdikbud Supriano yang mengatakan
bahwa guru tidak hanya bertugas untuk
mentransfer ilmu kepada peserta didiknya namun tugas guru sebagai pendidik
adalah menanamkan nilai-nilai dasar pengembangan karakter peserta didik dalam
kehidupannya, termasuk pemanfaatan kemajuan teknologi informasi,
(HGN,26/11/2018). Dari pernyataan tersebut untuk pengembangan dalam
meningkatkan kemampuan serta kualitas Sumber Daya Manusia dalam hal ini adalah pendidik maka diperlukan Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
tangguh, unggul, kreatif, inovatif dan berdaya saing tinggi serta memiliki
nilai-nilai karakter yang baik. Kualitas, profesionalisme dan cerdas IT seorang
pendidik merupakan aset yang sangat penting bagi kehidupan dalam upaya
menghadapi revolusi industri 4.0 atau making Indonesia 4.0.
Pandangan yang beragam tentang MSDM,
Schuler, Dowling, Smart dan Huber (1992: 16), menyatakan bahwa: Human resources management (HRM) is the
recognition of the importance of an organization’s workforce as vital human
resources contributing to the goals of the organization, and the utilization of
several functions and activities to ensure that they are used effectively and
fairly for the benefit of the individual the organization, and society.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa manajemen sumber daya manusia memberikan
pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja pada suatu lembaga /organisasi
sebagai sumber daya manusia utama yang memberi kontribusi bagi pencapaian
tujuan-tujuan organisasi sekolah serta memberikan kepastian bahwa pelaksanaan
fungsi dan kegiatan organisasi dilaksanakan secara efektif dan adil bagi
kepentingan individu, organisasi.
Selain iu dalam
menghadapai era revolusi industri, guru dituntut untuk benar-benar mampu
mengembangkan kompetensi 4C plus N (creative,
collaborative, communicatif, critical thinking/problem solving dan Networking),
berpikir tingkat Tinggi, memberikan penguatan pendidikan karakter,
mengimplementasikan literasi dalam pembelajaran, memiliki kemapuan memanfaatkan
teknologi informatika, memanfaatkan aplikasi android serta memahami strategi learning management system dalam proses
pembelajaran. Literasi yang dimaksud di era revolusi indistri 4.0 adalah
literasi baru disamping literasi lama yang hanya calistung (baca tulis
hitung). Literasi baru meliputi literasi
data (digital) yaitu Kemampuan
yang tidak hnya membaca tetapi mampu menganalis dan menggunakan informasi (Big Data)
di dunia digital, literasi teknologi yaitu memahami cara kerja mesin, aplikasi
teknologi (Coding, Artificial Intelligence, & Engineering Principles)
dan literasi
manusia bertujuan agar manusia bisa berfungsi dengan baik di
lingkungan manusia seperti Humanities, Komunikasi, & Desain.
Seperti kutipan
dalam (British Journal of
Educational Technology Vol 36 No 5 2005: 801): “Students
were most comfortable, and found the most purpose for using computers and the
Internet, for independent work such as submitting assignments, conducting
searches, and retrieving course content. Literasi. Seorang guru perlu mencari metoda atau strategi untuk mengembangkan
kapasitas kognitif peserta didik: higher
order mental skills, berpikir kritis & sistemik: amat penting untuk
bertahan di era revolusi industri 4.0. Literasi manusia menjadi bagian dari General
Education yang harus dikuasai peserta didik. Guru harus mampu menerapkan
Literasi digital (data) & teknologi pada mata pelajaran yang mampu membawa
siswa dapat Berpikir kritis, sistemik, lateral dan tingkat tinggi sehingga menghasilkan jiwa Entrepreneurship
(termasuk social entrepreneurship) yang merupakan kapasitas dasar yang harus dimiliki
oleh semua peserta didik. Disamping
itu guru harus mampu membekali
peserta didik untuk memiliki keterampilan kepemimpinan (leadership)
dan mampu bekerja dalam tim (team work), serta memiliki Kelincahan dan
kematangan budaya (Cultural Agility).