Senin, 07 September 2020

Rangkuman Materi PTS Gasal KELAS VII

 

RANGKUMAN MATERI PTS GASAL

KELAS VII

 

@hendrotanoyo

A.    INTERAKSI ANTAR RUANG

 

Pengertian Ruang : Ruang adalah tempat di  permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian yang digunakan oleh makhluk hidup untuk tinggal. 

Pengertian Antar ruang : Interaksi antarruang adalah pergerakan orang, barang atau informasi dari satu daerah ke daerah lain atau dari daerah asal menuju daerah tujuan.

Ada beberapa kondisi saling bergantung yang diperlukan untuk terjadinya interaksi keruangan yaitu saling melengkapi (complementarity), kesempatan antara (intervening opportunity)  dan  keadaan dapat diserahkan/dipindahkan (transferability).

Faktor yang menyebabkan interaksi antar ruang :

1.Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (regional complementary)

2.Adanya kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity)

3.Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer.

 

Bentuk interaksi antar ruang

1. Berdagang dan bertransaksi Melakukan pertemuan di sebuah pasar dan melakukan transaksi

2. Mengajar dan Belajar Melakukan pertemuan di sebuah sekolah dan berinteraksi dalam belajar

3. Dialog interaktif di televisi Melakukan wawancara dan dialog dalam ruang studio.

 

B.     PETA

Peta adalah gambaran permukaan bumi yang ditampilkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.

 

Syarat-syarat Peta :

1.      Conform, yaitu bentuk dari sebuah peta yang digambar serta harus sebangun dengan keadaan asli atau sebenarnya di wilayah asal atau di lapangan.

2.      Equidistance, yaitu jarak di peta jika dikalikan dengan skala yang telah di tentukan sesuai dengan jarak di lapangan.

3.      Equivalent, yaitu daerah atau bidang yang digambar di peta setelah dihitung dengan skalanya, akan sama dengan keadaan yang ada di lapangan

Peta khusus (peta tematik), yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu/khusus. Misalnya, peta politik, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya

Fungsi Pembuatan Peta

Peta mempunyai beberapa fungsi di berbagai bidang, antara lain untuk:

 

1.      menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain) di permukaan bumi. Dengan membaca peta kita dapat mengetahui lokasi relatif suatu wilayah yang kita lihat.

2.      memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya bentuk benua, atau gunung) sehingga dimensi dapat terlihat dalam peta,

3.      Bentuk-bentuk benua yang ada di dunia dapat kita amati pada peta

4.      Bentuk-bentuk permukaan bumi dapat di amati dari simbol warna yang terlihat berbeda-beda

5.      menyajikan data tentang potensi suatu daerah, misalnya:

a.       Peta potensi rawan banjir

b.      Peta potensi kekeringan

c.       Peta Potensi Air

d.      Peta Potensi Ikan

6.      memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi. Jarak sebenarnya 2 lokasi dapat dihitung dengan membandingkan skala petanya.

Tujuan Pembuatan Peta

membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi, atau perencanaan, analisis data spasial, misalnya perhitungan volume, menyimpan informasi, membantu dalam pembuatan suatu desain, misal desain jalan, dan komunikasi informasi ruang.

Unsur-unsur

Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi keruangan. Berdasarkan fungsi tersebut maka sebuah peta hendaknya dilengkapi dengan berbagai macam komponen/unsur kelengkapan yang bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam membaca/menggunakan peta. Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara umum banyak ditemukan pada peta misalnya adalah:

1.      Judul

Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas.

2.      Legenda

Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta.

3.      Orientasi/tanda arah

Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.

4.      Skala

Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi 3, yaitu:

a.       Skala angka. Misalnya 1: 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam peta sama dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.

b.      Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.

c.       Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.

5.      Simbol

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili ketampakan yang ada di permukaan bumi yang terdapat pada peta ketampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:

a.       Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional

b.      Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak

c.       Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu

d.      Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.

e.       Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya.

f.       Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk persentase.

g.      Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil.

6.      Warna Peta

Warna peta digunakan untuk membedakan ketampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta. Warna simbol dalam peta terdiri dari 8 warna, yaitu:

a.       Warna hijau

Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m. Biasanya bentuk muka bumi yang terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi olah dataran rendah. Dataran rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.

b.      Warna merah

Warna merah menunjukkan jalan kereta api/gunung aktif. Warna merah sering dijumpai di peta suatu provinsi.

c.       Warna hijau muda

Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 200–400 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang landai dengan disertai bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit. Penyebaran bentuk muka ini hampir menyeluruh di atas dataran rendah.

d.      Warna kuning

Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 500–1000 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan dan pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di bagian tepi-tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di sebelah tenggara Kabupaten Sukoharjo.

e.       Warna cokelat muda

Warna cokelat muda menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1000–1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi yang dominan di daerah ini berupa pegunungan sedang disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka ini berada di bagian tengah dari Jawa Tengah, seperti di sekitar Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Salatiga dan Tawangmangu.

f.       Warna cokelat

Warna cokelat menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi oleh gunung-gunung yang relatif tinggi. Penyebaran dari gunung-gunung tersebut sebagian besar di bagian tengah dari Jawa Tengah.

g.      Warna biru keputihan

Warna biru menunjukkan warna ketampakan perairan. Warna biru keputihan menunjukkan wilayah perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zona di wilayah ini disebut dengan zona neritik. Penyebaran dari zona ini ada di sekitar pantai. Di wilayah perairan darat warna ini menunjukkan danau atau rawa. Di Wonogiri terdapat Waduk Gajah Mungkur, di Bawen terdapat Rawa Pening, di sekitar Kebumen terdapat waduk Wadaslinang dan Sempor dan masih ada beberapa waduk kecil lainnya.

h.      Warna biru muda

Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan laut yang mempunyai kedalaman antara 200–2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentukan lereng yang relatif terjal. Wilayah ini merupakan kelanjutan dari zona neritik. Namun wilayah ini tidak tergambar dalam peta umum.

i.        Warna biru tua

Warna biru tua menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di sekitar Pulau Bali pada kedalaman > 2000 m sulit untuk diketahui dan tidak bisa diinterprestasikan dari peta. Namun biasanya bentuk muka bumi pada laut dalam dapat berupa dataran, lubuk laut, drempel dan palung laut. Bentuk muka bumi seperti ini juga tidak tergambar dalam peta umum.

 

7.      Tipe Huruf (Lettering)

Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam penggunaan lettering:

a.       Objek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta

b.      Objek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa

 

8.      Garis Astronomis

Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.

 

9.      Inset

Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset antara lain:

a.       Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali

b.      Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting

c.       Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama

 

10.  Garis Tepi Peta

Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.

 

11.  Sumber dan Tahun Pembuatan

Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh.

 

12.  Garis Lintang dan Garis Bujur

Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat - timur atau dari arah timur - barat. Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara - selatan atau selatan - utara.

 

Jenis Peta dikelompokkan menjadi 5 bagian, yaitu:

 

1.      Berdasarkan isi data yang disajikan

a.       Peta umum, yakni peta yang menggambarkan ketampakan bumi, baik fenomena alam atau budaya. Peta umum dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1)      Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.

2)      Peta korografi, yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta korografi adalah atlas.

3)      Peta dunia atau geografi, yaitu peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.

 

b.      Peta khusus (peta tematik), yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu/khusus. Misalnya, peta politik, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya.

c.       Peta berdasarkan sumbernya (data)

d.      Peta turunan (derived map) yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan.

e.       Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.

2.      Peta berdasarkan bentuk/simetrisnya

a.       Peta datar atau peta dua dimensi, atau peta biasa, atau peta planimetri yaitu peta yang berbentuk datar dan pembuatannya pada bidang datar seperti kain. Peta ini digambarkan menggunakan perbedaan warna atau simbol dan lainnya.

b.      Peta timbul atau peta tiga dimensi atau peta stereometri, yaitu peta yang dibuat hampir sama dan bahkan sama dengan keadaan sebenarnya di muka bumi. Pembuatan peta timbul dengan menggunakan bayangan 3 dimensi sehingga bentuk–bentuk muka bumi tampak seperti aslinya.

c.       Peta digital, merupakan peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam komputer. Peta ini dapat disimpan dalam disket atau CD-ROM. Contoh: citra satelit, foto udara.

d.      Peta garis, yaitu peta yang menyajikan data alam dan ketampakan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.

e.       Peta foto, yaitu peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi dengan garis kontur, nama, dan legenda.

 

3.      Peta berdasarkan tingkat skalanya/kedetailannya

a.       Peta skala kadaster/teknik adalah peta yang berskala 1 : 100 - 1 : 5.000[3][4][5]

b.      Peta skala besar adalah peta yang berskala 1 : 5.000 - 1 : 250.000

c.       Peta skala sedang adalah peta yang berskala 1 : 250.000 - 1 : 500.000

d.      Peta skala kecil adalah peta yang berskala 1 : 500.000 - 1 : 1.000.000

 

 

C.    LETAK WILAYAH INDONESIA

 

Letak astronomis Indonesia

Letak berdasarkan letak astronomis artinya letak berdasarkan titik koordinat yang meliputi garis lintang dan garis bujur. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak di antara 6°LU-11°LS dan 95°BT-141°BT. Artinya, berdasarkan letak astronomis tersebut, Indonesia adalah negara dengan karakteristik iklim tropis.

 

Letak Geografis Indonesia

Letak geografis adalah letak suatu daerah yang dilihat dari kenyataannya di bumi… dan semua tempat, termasuk Indonesia punya letak geografis.

Letak geografis menentukan letak posisi suatu daerah dengan daerah yang lain. Apabila dilihat dari letak geografisnya, Indonesia berada di antara Benua Australia dan Asia, serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Letak geografis indonesia juga berbatasan dengan negara-negara lainnya seperti berikut:

1.      Sebelah Utara, Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Singapura, dan Filipina

2.      Sebelah Selatan, Indonesia berbatasan dengan Australia

3.      Sebelah Barat, Indonesia berbatasan dengan Samudera Hindia

4.      Sebelah Timur, Indonesia berbatasan dengan Papua Nugini

 

Dampak Letak Geografis Indonesia

Indonesia mempunyai tiga iklim utama yaitu iklim panas (tropis), iklim muson (musim), dan iklim laut.

1.      Iklim muson terjadi sebab pengaruh angin musim yang bertiup berganti arah setiap setengah tahun sekali. Angin yang bertiup berasal dari timur laut dan bersifat kering sehingga menimbulkan musim kemarau terjadi pada bulan April hingga Oktober. Sementara itu, Angin bertiup yang berasal dari barat daya dan bersifat basah sehingga menimbulkan terjadinya musim hujan terjadi pada bulan Oktober hingga April.

2.      Iklim laut terjadi karena kondisi IndonesIa yang banyak dikelilingi oleh laut dan samudera. Sehingga di Indonesia, iklim ini menyebabkan lebih banyak mengalami musim penghujan.

3.      Sementara iklim panas atau tropis akan menyebabkan udara rata-rata yang ada di Indonesia menjadi panas. Hal tersebut terjadi karena Indonesia adalah negara yang terletak di sekitar garis khatulistiwa.

letak geografis Indonesia juga menyebabkan Indonesia memiliki dua musim. Hal ini dipengaruhi oleh angin musim yang berhembus tiap enam bulan sekali. Selain itu letak Indonesia yang berada di persilangan lalu lintas dunia membuat Indonesia sangat ramai dan menguntungkan jika ditinjau dari segi ekonomi.

Kelebihan dan Kekurangan Letak Geografis Indonesia

beberapa kelebihan karena letak geografis indonesia:

1.      Indonesia terletak di antara 2 Benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Sehingga indonesia dapat menjalin hubungan yang baik di negara-negara di benua tersebut.

2.      Begitu banyaknya pulau di Indonesia membuat Indoensia kaya akan budaya.

3.      Laut yang luas dan garis pantai yang panjang memungkinkan hasil laut di Indonesia yang kaya seperti ikan, karang, minyak bumi, dan mineral lainnya.

4.      Indonesia berada di kawasan Tropis, membuatnya kaya akan hasil hutan sebab ada banyak sekali jenis tanaman dan mudahnya tumbuhan hidup subur.

5.      Tanah subur di Indonesia menghasilkan banyak jenis pertanian.

6.      Indonesia menjadi paru-paru dunia karena wilayah hutan di Indonesia yang luas.

 

Selain memiliki kelebihan, letak geografis Indonesia memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut:

1.      berpotensi rusaknya lingkungan fisik seperti lahan kritis dan abrasi, pencemaran air dan udara.

2.      Munculnya kerusakan lingkungan biotis seperti ilegal logging, penurunan flora dan fauna, kerusakan sistem pantai, danau, dan sungai.

3.      kerusakan SDA seperti illegal mining, illegal fishing, dan eksploitasi berlebihan.

4.      bencana alam gempa bumi, longsor, tsunami, erosi, banjir, kekeringan, badai dan semacamnya.

5.      kurangnya pengembangan potensi seni dan budaya lokal dari setiap etnik dan pudarnya ciri kehidupan mulai dari bahasa, adat istiadat, bangunan rumah, serta tata cara pergaulan.

 

Letak Astronomis Indonesia

Letak astronomis adalah letak suatu daerah berdasarkan posisi garis lintang dan garis bujurnya.

1.      Garis Lintang adalah garis khayal pada peta atau globe yang sejajar dengan khatulistiwa. Garis lintang ini berdampak pada iklim suatu negara.

2.      Garis bujur adalah garis khayal pada peta atau globe yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan bumi. Garis bujur berdampak pada waktu setempat suatu negara

Nah, jika secara letak astronomis, Indonesia berada di 6° LU (Lintang Utara) – 11° LS (Lintang Selatan) dan 95° BT (Bujur Timur) – 141° BT (Bujur Timur).

 

Dampak letak astronomis Indonesia

Berdasarkan garis lintang 6° LU (Lintang Utara) – 11° LS (Lintang Selatan), Indonesia berada di wilayah dengan iklim tropis yang mempunyai ciri-ciri:

1.      curah hujan yang tinggi

2.      terdapat hutan hujan tropis yang luas

3.      sinar matahari sepanjang tahun

4.      dan, kelembaban udara yang tinggi

 

Selain itu, Indonesia berada di garis bujur 95° BT (Bujur Timur) – 141° BT (Bujur Timur). Letak ini menyebabkan Indonesia memiliki tiga daerah waktu.

1.      Waktu Indonesia bagian Barat (WIB)

Daerah yang berada di Indonesia bagian barat mempunyai selisih waktu +7 terhadap GMT (Greenwich Mean Time). Wilayah-wilayahnya antara lain yaitu Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

2.      Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA)

Wilayah Indonesia tengah mempunyai selisih waktu +8 terhadap GMT (Greenwich Mean Time). Wilayah-wilayahnya antara lain yaitu Bali, Nusa Tengara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.

3.      Waktu Indonesia bagian Timur (WIT)

Indonesia bagian timur mempunyai selisih waktu +9 terhadap GMT (Greenwich Mean Time). Wilayah-wilayahnya antara lain adalah Kepulauan Maluku, Papua, Papua Barat, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.

 

Selain itu, letak Astronomis Indonesia memiliki beberapa pengaruh sebagai berikut:

1.      tidak mempunyai musim dingin yang merepotkan

2.      suhu udara cenderung hangat hingga panas

3.      curah hujan yang cukup tinggi

4.      banyak terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis adalah kumpulan hutan yang khas dari sebuah lingkungan beriklim tropis. Hutan hujan tropis merupakan penyumbang oksigen terbesar di dunia, dan Indonesia menjadi salah satunya.

5.      mempunyai keragaman flora dan fauna yang bervariasi . Karena letak astronomisnya, Indonesia, yang masuk ke dalam iklim tropis mempunyai keberagaman flora dan fauna yang dilindungi dan sangat bervariasi.

6.      Lahan pertanian yang subur. Berada pada wilayah garis khatulistiwa atau equator, serta memiliki iklim yang tropis, bukan berarti Indonesia memilki tanah yang cenderung subur dan juga mudah untuk ditanami.

7.      mempunyai hasil pertanian dan perkebunan yang dapat membantu perekonomian negara. Ini merupakan dampak lanjutan dari lahan pertanian yang subur. Dengan adanya lahan pertanian yang subur ini, hasil pertanian dan juga perkebunan dari Indonesia akan memberikan hasil yang sangat baik.

8.      menjadi salah satu lokasi wisata yang populer

 

Letak Geologis Indonesia

letak geologis Indonesia berada di antara dua daratan pegunungan muda, seperti Sirkum Mediterania dan Pasifik. Pada bagian lempeng diapit oleh wilayah, yakni Lempeng Asia-Australia, Euresia, dan Pasifik.Sedangkan pada letak geologis Indonesia bagi menjadi tiga daerah, yakni daerah dangkalan Sunda, dangkalan Sahul, dan zona Indonesia Tengah (antara dangkalan Sunda dan Sahul).

Keuntungan Letak negara Indonesia secara Geologis

Berkat letak geologis Indonesia yang dilalui dua jalur pegunungan di dunia di deretan, tanah di Indonesia menjadi sangat subur. Letusan gunung api mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Kesuburan tanah memudahkan penduduk Indonesia untuk bercocok tanam. Kondisi ini juga akhirnya mempengaruhi mata pencaharian utama penduduk Indonesia, yakni yang bekerja di sektor agraris atau menjadi petani. Selain itu, Indonesia juga dikenal akan kekayaan tanahnya. Ada berbagai jenis bahan pertambangan yang ditemukan di tanah, seperti batu bara, timah, bijih besi, hingga emas.

Walaupun mendapatkan keuntungan, letak negara Indonesia secara geologis juga mengakibatkan posisi Indonesia berada di lokasi yang rawan bencana, seperti gunung meletus hingga gempa.

Mengapa Letak Geologis tersebut Mengakibatkan Indonesia Rawan Bencana?

Lokasi Indonesia secara geologis diapit jalur pegunungan sehingga memiliki banyak gunung berapi di wilayahnya. Akibatnya gunung-gunung yang aktif dapat sewaktu-waktu mengeluarkan magmanya. Kemudian, Indonesia juga berada di tiga lempeng Asia-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Hal ini mengakibatkan wilayah tanah Indonesia labil dan sering terjadi gempa bumi tektonik akibat pergeseran lempeng.

 

D.    KEADAAN ALAM INDONESIA

Dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial IPS disebutkan keadaan alam wilayah Indonesia terdiri dari pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, pulau, pantai, sungai, danau, laut, teluk, tanjung, selat, lembah, dan lainnya. Secara khusus, kondisi alam wilayah Indonesia yakni memiliki banyak kepulauan.

Sedangkan dilihat dari musim, ciri khusus alam Indonesia yakni memiliki musim angin muson. Angin muson adalah angin yang berubah arah setiap setengah tahun. Angin muson terjadi karena adanya perbedaan pemanasan antara belahan bumi utara (BBU) dan belahan bumi selatan (BBS)).

Angin muson merupakan penentu pola iklim dan pola angin di Indonesia. Karena itulah Indonesia terdiri dari dua musim yakni musim panas dan musim hujan. Musim panas di Indonesia terjadi pada April hingga Oktober. Musim hujan terjadi pada Desember hingga Februari.

Nah, letak wilayah kepulauan Indonesia secara astronimis yakni l6° LU - 11° LS dan 95° BT - 141° BT. Secara geografis letak wilayah Indonesia berada di antara Benua Asia dan Benua Australia serta terletak antara 2 samudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.

Iklim Indonesia secara keseluruhan adalah iklim tropis. Perairan yang hangat di wilayah Indonesia sangat berperan dalam menjaga suhu di darat tetap konstan, dengan rerata suhu 28 °C di wilayah pesisir, 26 °C di wilayah pedalaman dan dataran tinggi, serta 23 °C di wilayah pegunungan. Perubahan suhu antarmusim di Indonesia pun tidak begitu signifikan. Selain itu, perbedaan antara lama waktu siang dan malam pun tidak terlalu mencolok yakni dengan perbedaan sebesar 48 menit antara waktu siang terpanjang dan waktu siang terpendek. Oleh karena itu, tetumbuhan dapat tumbuh sepanjang tahun.

Faktor utama yang mempengaruhi iklim Indonesia bukan merupakan suhu udara ataupun tekanan udara, melainkan curah hujan. Rerata kelembapan di wilayah Indonesia berkisar pada angka 65% hingga 90%. Kecepatan angin di sekitar wilayah Indonesia adalah sedang dengan arah angin yang dapat diprediksi sebagai akibat pergerakan angin muson, yaitu angin muson timur yang bertiup dari arah tenggara pada bulan Mei hingga September dan angin muson barat yang bertiup dari arah barat dan barat laut pada bulan November hingga Maret.

Terdapat beberapa jenis iklim yang dimiliki oleh Indonesia, yaitu sebagian besar beriklim hutan hujan tropis yang mempunyai tingkat presipitasi yang tertinggi, kemudian diikuti dengan iklim muson tropis, serta iklim sabana tropis yang mempunyai tingkat presipitasi terendah. Namun, selain iklim-iklim tersebut, Indonesia pun memiliki iklim laut dan iklim tanah tinggi subtropis di beberapa wilayah dataran tinggi di Indonesia, umumnya pada ketinggian 1500 hingga 3500 m di atas permukaan laut. Selain itu, Indonesia juga memiliki iklim tundra yakni di wilayah pegunungan di Papua.

Muson

Pergerakan angin muson sangat berpengaruh terhadap intensitas curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Pada umumnya, angin muson barat yang membawa banyak uap air bergerak dari arah barat dan barat laut Indonesia pada bulan November hingga Maret, sehingga terjadilah musim penghujan; angin muson timur yang bersifat kering bergerak dari arah tenggara Indonesia pada bulan Mei hingga September, sehingga terjadilah musim kemarau. Akan tetapi, pola angin muson ini juga dapat berubah sebagai akibat dari adanya pola arah angin lokal, terutama di wilayah kepulauan Maluku. Pola angin tahunan yang berosilasi ini berkaitan erat dengan posisi Indonesia yang merupakan isthmus atau tanah genting yang menjadi penghubung antara dua benua, yakni Asia dan Australia. Pada bulan Oktober hingga Maret, tekanan udara yang tinggi terjadi di Gurun Gobi dan menyebabkan pergerakan angin muson dari daratan Asia menuju arah Australia yang bertekanan udara rendah, karena melewati Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, angin muson ini membawa banyak uap air, sehingga terjadilah musim penghujan di Indonesia. Pada bulan April hingga September, tekanan udara yang tinggi terjadi di daratan Australia dan menyebabkan pergerakan angin muson menuju daratan Asia yang bertekanan udara rendah, dan angin muson ini bersifat kering dan dingin, sehingga terjadilah musim kemarau di Indonesia.

 

Angin umum

Pola angin umum yang berinteraksi dengan kondisi topografi lokal menghasilkan variasi curah hujan yang signifikan di seluruh kepulauan Indonesia. Umumnya, wilayah barat dan utara Indonesia mengalami tingkat presipitasi yang tinggi, karena wilayah tersebut merupakan wilayah pertama yang mendapatkan curah hujan akibat angin muson barat. Hal ini dapat diketahui dari rerata curah hujan sebesar 2000 milimeter per tahun serta tingkat kelembapan yang lebih tinggi di wilayah Sumatera, bagian barat Jawa, Kalimantan, bagian utara Sulawesi, Maluku Utara, dan bagian utara Papua. Sementara itu, bagian timur Jawa, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, serta bagian selatan Papua mengalami tingkat presipitasi yang lebih rendah yakni dengan rerata curah hujan di bawah 1200 milimeter per tahun.

 

Suhu udara

Meskipun perubahan suhu tidak terlalu signifikan antarmusim di Indonesia, ketinggian permukaan daratan tetap mempengaruhi perubahan suhu udara yakni penurunan 1,2 derajat celsius setiap kali naik 100 meter di atas permukaan laut. Oleh karena perubahan suhu yang disebabkan oleh ketinggian muka daratan, wilayah Pegunungan Jayawijaya tertutupi oleh salju atau es. Namun, jumlah sebaran es yang menutupi pegunungan tersebut terus menyusut akibat pemanasan global.

 

Jenis flora di Indonesia bagian barat yakni jenis meranti, jenis rotan, sedikit jenis tumbuhan matoa, terdapat berbagai jenis nangka. Sedangkan flora di bagian timur yakni sedikit jenis meranti, tidak terdapat jenis rotan, dan terdapat hutan kayu putih, dan tidak terdapat jenis nangka.

Sedangkan persebaran fauna di Indonesia, garis Wallace Indonesia membagi fauna Indonesia menjadi tiga tipe yakni Asiatis, peralihan, dan Australis. Tipe Asiatis berada di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Jenis fauna di tipe ini yakni orangutan, gajah, badak, harimau, dan rusa.

Tipe peralihan berada di Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara bagian Tengah. Jenis fauna di sini yakni babi rusa, kuda, kuskus, anoa, dan komodo. Sementara tipe Australis, terdapat di Kepulauan Aru dan Papua. Di sini ditemui Kangguru, Cendrawasih, Kakatua, Nuri, Kasuari, dan Walabi.

 

1.Jawa

Gunung Slamet, Sindoro, Arjuno, Galunggung, Merapi

Lembah Lembah grand canyon, atau Cukang Taneuh berada di daerah pangandaran, Jawa Barat, Lembah Dieng, berada di Malang, Jawa Timur, Lembah Cilengkrang, berada di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Kaliurang, beradai di kabupaten Sleman, Yogyakarta

Bukit Bukit Sumedang di Jawa Barat, Bukit Kidul di Jawa Timur, Bukit Candi Abang, Sleman, Yogyakarta, Bukit Moko, Bandung

Sungai Serayu, Cisadane, Citarum, Citandui, Brantas, Sunter

Dat Rendah Dataran rendah Surakarta, Dataran rendah Semarang, dan Dataran rendah Madiun

Pantai Banyutibo, Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Anyer, Sawarna

2.Sumatra

Gunung Kerinci, Leuser, Dampo, Bandahara, Marapi, Talamau

Lembah Ngarai Sianok, Lembah Anai, Lembah Harau,

Bukit Bukit Miinangkabau di Provinsi Sumatera Barat Bukit Kerinci di Provinsi Sumatera Barat, Dataran Tinggi Rejang di Provinsi Bengkulu, Bukit Lebong di Bengkulu, Bukit Barisan di Bengkulu

Sungai Asahan, Deli, Batanghari, Kampar, Rokan, Merangin

Dat Rendah Pantai timur Sumatera, dataran rendah air manis, dataran rendah kasih, dan dataran rendah cermin

Pantai Lampuuk, Air Manis, Rupat, Tanjung Tinggi, Tapak Tuan

3.Kalimantan

Gunung Bukit Raya, Liangpran, Menyapa, Halau-halau, Latuk

Lembah Lembah Sungai Gedang (Kapuas),  Lembah Danum, Lembah Kahung, dan Lembah Barito

Bukit Batu Dinding, Bukit Lintang, Bukit Kelam, Bukit Baka, Bukit Tekenang Danau Sentarum

Sungai Kapuas, Melawi, Kahayan, Barito, Mahakam, Kayan

Dat Rendah Gataran Rendah Pangkalabun, Kulau Kapuas dan Kulau Pembuang,  Ketapang, dan Telukmelano

Pantai Pantai Angsana, Pantai Kemala, Pantai Melawai, dan Pantai Derawan.

4.Sulawesi

Gunung Bawakaraeng, Klabat, Soputan, Lotimojong, Mahawu

Lembah Lembah Bada, Lembah Ramma, dan Lmbah Megalitikum Besoa

Bukit Bukit Luwu, Bone,  Barui, Dataran Tinggi Waji, Dataran Tinggi Penreng, dan Dataran Tinggi Bingkoku

Sungai Bila, Jenberang, Palu, Poso, Konoweha, Lariang, Walane

Dat Rendah Dataran rendah Maros, Barrum Pangkep, Bulukumba, Selayar, Bantaeng, Jeneponto, Gowa, dan Ujungpandang

Pantai Tanjung Bira Bulukumba, Pantai Apparalang, Pantai Losari Makassar, Pantai Selayar Pulau Selayar, Pantai Akkarena Makassar, Pantai Panrang Luhu Bira, dan Pantai Marumasa.

5.Papua

Gunung Irau, Mebo, Umsini, Bijih, Dafonsoro, Puncak Jaya

Lembah Lembah Baliem, Lembah Kaputo, dan Lembah surghi

Bukit Bukit Karang, Nit Arfak, Bukit Kobre, Bukit Teletubis

Sungai Digul. Membramo, Undir, Bian, Maro, Tariku

Dat Rendah  Dataran rendah Pesisir bagian selatan Papua, Pesisir  Arafura, Pesisir Trans-Fly, Pesisir Teluk Papua, dan Pesisir barat laut Papua

Pantai Pantai Triton, Teluk Venue, Pantai Yen Beba, Pantai Bakaro, Pantai Kaironi, Pantai Pulau Um.

6.Kepulauan Maluku

Gunung Binaia, Gamkonora, Gamalama, G. Api Banda. Dukono

Lembah Lembah Argo, Lembah Alliamato, Lembah Waeapo

Bukit Bukit Durian, Bukit Foramadiahi, Bukit Tidore

Sungai Sungai Apu, Sungai Castelo, Sungai Marikrubu, Sungai Masiulang, Sungai Ruate, Sungai Sapatewa, Sungai Sapulawa, Sungai Sarafo, Sungai Togorala, Sungai Yalua

Dat Rendah Dataran rendah di wilayah Ambon, Maluku Utara, Pulau Kei kecil, dan Pulau Seram bagian timur

Pantai Pantai Ora, Pantai Ngurbloat, Natsepa, Jikumerasa

7.Pulau Bali

Gunung Agung, Batur, Abang, Adeng, Batukaru, Merbuk

Lembah Lembah Pantunan, Lembah Tukad Melangit

Bukit Bukit Asah, Bukit Cinta, Bukit Jambul, Bukit Belong

Sungai Ayung, Balangan, Tikad Buleleng, Pangi, Pakerisan

Dat Rendah Badung, Tabanan, Gianyar, Buleleng, Batur, dan Buyan

Pantai Kuta, Sanur, Jimbaran, Tanah lot, Pandawa, Nusa Dua

8.Kepulauan Nusa Tenggara

Gunung Kelimutu, Rinjani, Tambora, Egon, Lewotolo, Rokatenda

Lembah Bola Palelo, Jarebuu, Lembah Rinjani, Lembah Paundoa, Lembah Hijau Lombok

Bukit Batu Hidung, Bukit Mandoo, Bukit Marese, Bukit Pengasingan

Sungai Kambaniru, Aesesa, Wera, Wajalu, Benanain, Putih

Dat Rendah Terdapat sepanjang pantai Utara dan Barat mulai dari Jereweh di pantai barat, Taliwang, Seteluk, Alas, Utan, Sumbawa Besar, Moyo Hilir, Lape, Lopok, Plampang, dan Empang

Pantai Sengigigi, Gili Trawangan, Sekotong, Pantai Koka

 

Dataran rendah

Dataran rendah adalah hamparan luas tanah dengan tingkat ketinggian yang di ukur dari permukaan laut adalah relatif rendah (sampai dengan 200 m dpl). Istilah ini diterapkan pada kawasan manapun dengan hamparan yang luas dan relatif datar yang berlawanan dengan dataran tinggi. Suhu udara di dataran rendah, khususnya untuk wilayah Indonesia berkisar antara 23 derajat Celsius sampai dengan 28 derajat Celsius sepanjang tahun. Dataran rendah merupakan wilayah yang sering dijadikan tempat tinggal bagi sebagian masyarakat Indonesia, karena suhu di dataran rendah cukup nyaman karena tidak terlalu dingin seperti di dataran tinggi, dan tidak terlalu panas seperti di pesisir.

 

Gunung berapi

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Gunung berapi di Bumi terbentuk dikarenakan keraknya terpecah menjadi 17 lempeng tektonik utama yang kaku yang mengambang di atas lapisan mantel yang lebih panas dan lunak. Oleh karena itu, gunung berapi di Bumi sering ditemukan di batas divergen dan konvergen dari lempeng tektonik. Gunung berapi biasanya tidak terbentuk di wilayah dua lempeng tektonik bergeser satu sama lain.

Bahaya dari debu vulkanik adalah terhadap penerbangan khususnya pesawat jet karena debu tersebut dapat merusak turbin dari mesin jet. Letusan besar dapat mempengaruhi suhu dikarenakan asap dan butiran asam sulfat yang dimuntahkan letusan dapat menghalangi matahari dan mendinginkan bagian bawah atmosfer bumi seperti troposfer, tetapi material tersebut juga dapat menyerap panas yang dipancarkan dari bumi sehingga memanaskan stratosfer.

Lebih lanjut, istilah "gunung api" juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcano (gunung api es) dan mud volcano (gunung api lumpur). Gunung api es biasa terjadi di daerah garis lintang tinggi yang mempunyai musim dingin bersalju.

Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik dan lebih, dimana Lempeng Pasifik saling bergesek dengan lempeng-lempeng tetangganya.

Gunung berapi dapat dijumpai dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah fase menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Namun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu yang sangat lama, lebih dari ribuan tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali.

Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas permukaan. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lava, dimana lava ini dapat berubah menjadi lahar setelah mengalir dan bercampur dengan material-material di permukaan bumi. Selain dari aliran lava, kehancuran yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.

Ilmu yang mempelajari gunung berapi dinamakan Vulkanologi, dimana ilmu ini mempelajari letusan gunung berapi untuk tujuan memperkirakan kemungkinan letusan yang bisa terjadi dari suatu gunung berapi, sehingga dampak negatif letusan gunung berapi dapat ditekan.

 

Skema peringatan gunung berapi di Indonesia

Tingkatan status gunung berapi di Indonesia menurut Badan Geologi Kementerian ESDM

Status

Makna

Tindakan

 

AWAS

Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana

Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap

Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam

 

Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan

Koordinasi dilakukan secara harian

Piket penuh

 

SIAGA

Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana

Peningkatan intensif kegiatan seismic

Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana

Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu

 

Sosialisasi di wilayah terancam

Penyiapan sarana darurat

Koordinasi harian

Piket penuh

 

WASPADA

Ada aktivitas apa pun bentuknya

Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal

Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya

Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal

 

Penyuluhan/sosialisasi

Penilaian bahaya

Pengecekan sarana

Pelaksanaan piket terbatas

 

NORMAL

Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma

 

Level aktivitas dasar