Selasa, 21 Maret 2023

BELAJAR LUAR KELAS BIOSAKA SEBAGAI METODE PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

 

BELAJAR LUAR KELAS MENGENAL "BIOSAKA"

SEBAGAI METODE PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

@hendrotanoyo





Belajar Luar Kelas
Kelas VII SMP Negeri 2 Manyaran Di BPP Kecamatan Pracimantoro
Rabu, 21 Maret 2023



    Biosaka adalah salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bioteknologi. Biosaka bukanlah pupuk atau pestisida melainkan elisitor yaitu senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi pada tanaman menjadi lebih baik, memberikan sinyal positif bagi membran sel pada akar sehingga lebih energik dan produktif. Biosaka merupakan penemuan dari seorang pemuda tani bernama Muhammad Ansar dari Blitar, karyanya tersebut sudah tercatat di Kemenhumkam Nomor 000399067

Muhammad Ansar Penemu BIOSAKA


Biosaka diambil dari 2 suku kata yaitu Bio yang artinya Hidup dan Saka singkatan dari Soko Alam Kembali Ke Alam, sehingga Biosaka berarti Bahan aktif yang berasal dari mahluk hidup dalam hal ini tanaman guna menyelamatkan alam dengan cara kembali ke alam.

Manfaat Ramuan Biosaka adalah memperbaiki sel-sel tanaman dan yang terpenting ramuan ini bisa dibuat secara mandiri sehingga dapat menghemat penggunaan pupuk kimia serta meminimalisir serangan hama dan menjadikan lahan yang subur, beberapa pengalaman menunjukkan bahwa penggunaan Biosaka itu dapat mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia 50 hingga 90% dan meningkatkan jumlah produksi.


Kelebihan Biosaka yaitu:

 

  1. Efektifitas kinerja yang baik. Reaksi biosaka dapat dilihat dalam waktu 24 jam setelah aplikasi
  2. Dapat digunakan pada seluruh fase tanaman, mulai dari benih sampai panen
  3. Proses produksinya pun sangat cepat karena tidak menggunakan metode fermentasi yang biasanya memakan waktu paling cepat 1 minggu
  4. Cara penggunaannya mudah dan penggunaan dosis yang sangat sedikit, cukup 40 ml dicampur 15 liter air untuk satu kali penyemprotan untuk B. Mluasan 1.000 m2, atau 400 ml untuk 1 ha tanaman padi. “Penyemprotan dari mulai tanam sampai panen dilakukan sekitar 7 kali aplikasi
  5. Dapat diterapkan pada semua komoditas, termasuk tanaman perkebunan
  6. Dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50-90 persen, sehingga jauh menghemat biaya produksi
  7. Bahan baku Biosaka juga tersedia setiap saat di lingkungan petani, dimana dan kapanpun
  8. Biaya nol rupiah/gratis petani bisa membuat sendiri
  9. Tidak ada risiko kerugian bagi petani dan tanaman
  10. Tidak beracun
  11. Meminimalisir serangan hama penyakit
  12. Lahan menjadi subur
  13. Umur panen lebih pendek, produktivitas dan produksi lebih bagus. terlepas dari segala kelebihannya Biosaka pun mempunyai kekurangan yaitu tidak dapat diproduksi dengan mesin dan bahan baku yang terus berganti pada saat pembuatan

A.    PEMBUATAN BIOSAKA    

ALAT


  • WADAH ( EMBER )

  • GAYUNG

  • SARINGAN

  • CORONG

  • BOTOL / JIRIGEN 


BAHAN

a.   Air

b. Rumput-rumputan / daun-daunan yang sehat, sempurna, ukuran daun simetris, tidak terkena hama/penyakit, tidak bolong-bolong, tidak jamuran, ujung daun tidak kusam dan warna daun rata. Ambil agak ke pucuk/daun masih hijau, boleh diambil 2-4 daun dengan batangnya yang penting tidak boleh dari daun berlendir 


c. Pilih rumput/daun minimal 7 jenis yang berasal dari sekitar pertanaman, jenis dan warna rumput/daun bebas, tidak harus standar/seragam karena setiap waktu dan tempat bisa berbeda-beda 

d. banyaknya bahan satu genggaman tangan untuk 1 wadah dalam satu kali pembuatan , 5% bahan dan 95% air atau sekitar 2,5 ons bahan rumput / daun dalam 5 liter air.

PROSES PEMBUATAN

 

1.      Peremasan, dimulai dengan berdoa, dilakukan dengan sabar, ikhlas, sepenuh hati dan fokus.

2.      Campurkan bahan dengan air bersih sebanyak 2-5 liter dalam wadah yang sudah disiapkan (tanpa campuran bahan apa pun)

3.      Lakukan peremesan dengan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang pangkal bahan. Sekali meremas diikuti sekali memutar/mengaduk air ke kiri. Tangan kanan bergerak memutar air ke kiri (berlawanan arah jarum jam) sambil mengumpulkan bahan yang tercecer sambil tetap meremas


4. Diremas sampai selesai, tidak berhenti, tidak sampai hancur batangnya, tangan tidak boleh diangkat, tetap tangan di dalam air dan tidak berganti orang


5. Ketika meremas tidak boleh pakai blender, mesin, atau ditumbuk tetapi harus menggunakan tangan, karena ada interaksi antara tangan dengan rumput sebagai makhluk hidup.

6. Peremasan dilakukan sampai ramuan homogen (sebenarnya hingga koheren/harmoni), disebut homogen karena menyatu antara air dengan saripati rumput/daun. Untuk mencapai homogen perlu waktu kisaran10-20 menit.

7.      Ciri bahwa biosaka telah homogen yaitu tidak mengendap, tidak timbul gas, tidak ada butiran, bibir permukaan membentuk pola cincin, ramuan biosaka terlihat pekat dan mengkilap, bisa berwarna hijau/biru/ merah sesuai dengan warna rumput/daun yang digunakan. Bagi biosaka homogen yang sempurna bisa disimpan hingga 5 tahun.

8.      Kepekatan ramuan biosaka dapat diukur dengan menggunakan alat Total Disolved Solid (TDS),Mengukur dengan TDS, pada saat sebelum dan setelah diremas, peningkatannya / deltanya minimal 200 ppm, sebaiknya diatas 300 ppm dan untuk menjadi homogen sempurna di atas 500 ppm.

9. Selanjutnya ramuan biosaka disaring menggunakan alat saringan dan dimasukan ke dalam botol/jerigen menggunakan corong.

10.      Ramuan biosaka bisa langsung diaplikasikan dan sisanya dapat disimpan. Wadah ramuan biosaka disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.



A.    APLIAKSI PENYEMPROTAN

 

  1. Dosis penyemprotan untuk padi dan jagung 40mL/tanki semprot volume 15 liter.
  2. Untuk aneka kacang dan
  3. Untuk padi dan jagung, aplikasi pertama pada umbi 30mL/tanki dan hortikultura 10ml/tanki.Untuk satu ha lahan cukup 3-4 tanki sprayer.umur 7-10 HST dan dilanjutkan 7 kali semusim dengan interval penyemprotan 10-14 hari dan untuk sayuran seminggu sekali.
  4. Penyemprotan dilakukan dengan nozzle kabut di atas pertanaman, minimal 1 meter di atas tanaman, letak posisi nozzle menghadap ke atas, tidak boleh diulang-ulang
  5. Waktu penyemprotan bisa pagi/siang/sore dan sebaiknya pada sore hari saat ada angin sehingga mudah menyemprot ngabut, perhatikan cuaca dan arah menyemprot mengikuti arah angin.
  6. Penyemprotan cukup dari atas galengan dengan stik diperpanjang hingga 2-3 meter
  7. Aplikasi biosaka efektif bila dibuat dan diaplikasikan di lokasi hamparan insitu dari bahan rumput/daun di sekitar. Jarak efektif aplikasi pada lahan radius maksimal 20 km dan untuk lahan yang sudah berat/tidak sehat harus lebih dekat lagi, tidak efektif biosaka diaplikasikan/dikirim antara wilayah karena terkait pengenalan agroekosistem