Jumat, 31 Juli 2020

Sebutan Bulan dan hari jawa

Bulan dan Hari Jawa

@hendrotanoyo


Kagem pangenget-enget kula aturaken sebutan wulan lan dinten basa Jawi, Piyantun Jawi sampun ngantos ninggalaken Jawinipun.

A. *Wulan utawi Sasi:*
01. Wadana (Januari)
02. Wijangga (Februari)
03. Wiyana (Maret)
04. Widada (April)
05. Widarpa (Mei)
06. Wilapa (Juni)
07. Wahana (Juli)
08. Wanana (Agustus)
09. Wurana (September)
10. Wujana (Oktober)
11. Wujala (Nopember)
12. Warana (Desember)

B. *Dinten:*
01. Radite (Ahad)
02. Soma (Senin)
03. Hanggara (Selasa)
04. Buda (Rabu)
05. Respati (Kamis)
06. Sukra (Jumat)
07. Tumpak (Sabtu)

Neptunipun dinten:*
01. Ahad: 5 
02. Senin: 4 
03. Selasa: 3 
04. Rabu: 7 
05. Kamis: 8 
06. Jum'at: 6 
07. Sabtu: 9

C. *PEKENAN/WETON* 
Pon = Jenar 
Wage = Cemengan. 
Kliwon = Kasih. 
Legi     =. Manis 
Pahing = Abritan

D. *Neptu Weton:*
01. Pahing: 9 
02. Pon: 7 
03. Wage: 4 
04. Kliwon: 8 
05. Legi: 5

_Mugi-mugi wonten paedahipun, sinambi nguri-uri budaya adiluhung kita, menawi kirang utawi lepat nyuwun koreksi, Matur nuwun._

*E. Arane Wuku*
Sawuku umure saminggu, cacahe Wuku ana 30,
yaiku :
Wuku Shinta
Wuku Landhep
Wuku Wukir
Wuku Kuranthil
Wuku Tolu
Wuku Gumbreng
Wuku Warigalit
Wuku Warigagung
Wuku Julungwangi
Wuku Sungsang
Wuku Galungan
Wuku Kuningan
Wuku Langkir
Wuku Arandhasiya
Wuku Julungpujut
Wuku Pahang
Wuku Kuruwelut
Wuku Marakeh
Wuku Tambir
Wuku Medhangkungan
Wuku Maktal
Wuku Wuye
Wuku Manakil
Wuku Prangbabat
Wuku Bala
Wuku Wungu
Wuku Wayang
Wuku Kulawu
Wuku Dhukut
Wuku Watugunung

 *F. Arane Sasi Masehi:*
Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, Nopember, Desember

*G. Arane Sasi Arab:*
Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiutsani, Jumadil Ula, Jumadil Tsaniyah, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqadah, Dzulhijjah

*H. Arane Sasi Jawa:*
Sura, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah/Selo, Besar

*I. Arane Taun*
Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, Jinakir

*J. Arane Windu*
Adi, Kuntara, Sangara, Sancaya

*K. Arane Wilangan*
Siji = Eka
Loro = Dwi
Telu = Tri
Papat = Catur
Lima = Panca
Nem = Sad
Pitu = Sapta
Wolu = Asta
Sanga = Nawa
Sepuluh = Dasa
Satus = Sata
Sewu = Sasra
Sepuluh ewu = Saleksa
Satus ewu = Sakethi
Sayuta = Sayuta

*L. Arane Wayah*
Jam 03:00 : Wayah Fajar Sidik (Bang-Bang Wetan)
Jam 04:00 : Wayah Bedhug Subuh
Jam 05:00 : Wayah Saput Lemah
Jam 06:00 : Wayah Byar
Jam 09:00 : Wayah Tengange
Jam 10:00 : Wayah Wisan Gawe
Jam 12:00 : Wayah Bedhug
Jam 13:00 : Wayah Luhur
Jam 15:00 : Wayah Lingsir Kulon
Jam 16:00 : Wayah Asar
Jam 17:00 : Wayah Tunggang Gunung
Jam 17:30 : Wayah Tribalayu
Jam 18:30 : Wayah Surub/Candrikala
Jam 19:00 : Wayah Bakda Magrib
Jam 19:30 : Wayah Isya’
Jam 20:00 : Wayah Bakda Isya’
Jam 21:00 : Wayah Sirep Bocah
Jam 23:00 : Wayah Sirep Wong
Jam 24:00 : Wayah Tengah Wengi
Jam 01.00 : Wayah Lingsir Wengi

*M. Arane Kiblat*
Lor = Utara
Kidul = Daksina
Wetan = Purwa
Kulon = Pracima

LETAK ASTRONOMIS INDONESIA

Letak Astronomis Indonesia

@hendrotanoyo




Letak astronomis adalah letak suatu daerah berdasarkan posisi garis lintang dan garis bujurnya.

Garis Lintang adalah garis khayal pada peta atau globe yang sejajar dengan khatulistiwa. Garis lintang ini berdampak pada iklim suatu negara.
Letak astronomis adalah letak suatu tempat berdasarkan garis lintang dan garis bujur.

Garis lintang adalah garis-garis yang melingkari atau mengelilingi permukaan Bumi secara melintang.

Sementara, garis bujur adalah garis yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Garis bujur bentuknya vertikal.
Garis bujur adalah garis khayal pada peta atau globe yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan bumi. Garis bujur berdampak pada waktu setempat suatu negara

Nah, jika secara letak astronomis, Indonesia berada di 6o LU (Lintang Utara) – 11o LS (Lintang Selatan) dan 95o BT (Bujur Timur) – 141o BT (Bujur Timur).

Dampak letak astronomis Indonesia
Berdasarkan garis lintang 6 LU (Lintang Utara) – 11o LS (Lintang Selatan), Indonesia berada di wilayah dengan iklim tropis yang mempunyai ciri-ciri:

curah hujan yang tinggi
terdapat hutan hujan tropis yang luas
sinar matahari sepanjang tahun
dan, kelembaban udara yang tinggi
Selain itu, Indonesia berada di garis bujur 95o BT (Bujur Timur) – 141o BT (Bujur Timur). Letak ini menyebabkan Indonesia memiliki tiga daerah waktu.

a. Waktu Indonesia bagian Barat (WIB)

Daerah yang berada di Indonesia bagian barat mempunyai selisih waktu +7 terhadap GMT (Greenwich Mean Time). Wilayah-wilayahnya antara lain yaitu Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

b. Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA)
Wilayah Indonesia tengah mempunyai selisih waktu +8 terhadap GMT (Greenwich Mean Time). Wilayah-wilayahnya antara lain yaitu Bali, Nusa Tengara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.

c. Waktu Indonesia bagian Timur (WIT)
Indonesia bagian timur mempunyai selisih waktu +9 terhadap GMT (Greenwich Mean Time). Wilayah-wilayahnya antara lain adalah Kepulauan Maluku, Papua, Papua Barat, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.

Selain itu, letak Astronomis Indonesia memiliki beberapa pengaruh sebagai berikut:

tidak mempunyai musim dingin yang merepotkan
suhu udara cenderung hangat hingga panas
curah hujan yang cukup tinggi
banyak terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis adalah kumpulan hutan yang khas dari sebuah lingkungan beriklim tropis. Hutan hujan tropis merupakan penyumbang oksigen terbesar di dunia, dan Indonesia menjadi salah satunya.
mempunyai keragaman flora dan fauna yang bervariasi . Karena letak astronomisnya, Indonesia, yang masuk ke dalam iklim tropis mempunyai keberagaman flora dan fauna yang dilindungi dan sangat bervariasi.
lahan pertanian yang subur. Berada pada wilayah garis khatulistiwa atau equator, serta memiliki iklim yang tropis, bukan berarti Indonesia memilki tanah yang cenderung subur dan juga mudah untuk ditanami.
mempunyai hasil pertanian dan perkebunan yang dapat membantu perekonomian negara. Ini merupakan dampak lanjutan dari lahan pertanian yang subur. Dengan adanya lahan pertanian yang subur ini, hasil pertanian dan juga perkebunan dari Indonesia akan memberikan hasil yang sangat baik.
menjadi salah satu lokasi wisata yang populer

Letak astronomis Indonesia berada antara 60 LU-110 LS, dan 950 BT-1410 BT.

O iya, LU adalah singkatan dari Lintang Utara, LS singkatan Lintang Selatan, BT singkatan Bujur Timur. Maksud dari letak astronomis itu yaitu:

Wilayah Indonesia paling utara berada di Pulau Weh, Provinsi Aceh, yang terletak pada 60
Wilayah Indonesia paling utara berada di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, yang terletak pada 110
Wilayah Indonesia paling barat berada di Pulau Beureuh, Provinsi Aceh, yang terletak pada 950
Wilayah Indonesia paling Timur ada di Merauke, Papua, yang terletak pada 1410

Pengaruh Letak Astronomis

1. Iklim Tropis

Dampak dari letak astronomis Indonesia itu berpengaruh pada iklim.

Indonesia beriklim tropis karena berada pada garis khatulistiwa. Itu karena iklim tropis membentang dari 23,50 LU-23,50 LS, sedangkan garis lintang Indonesia yaitu 60 LU-110 LS.

Dampak dari iklim tropis yaitu wilayah Indonesia mendapat sinar Matahari sepanjang tahun. Indonesia juga tidak memiliki musim dingin, melainkan hanya memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.

O iya, pada masa pergantian musim terjadi musim pancaroba. Perairan Indonesia juga hangat sehingga memiliki biota laut yang beragam.

Suhu udara dan kelembapan udara cenderung hangat, sehingga flora dan fauna bisa berkembang biak dengan baik.

Dampak dari iklim tropis lainnya yaitu Indonesia memiliki banyak hutan hujan tropis.

Hutan hujan tropis berfungsi untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer, sehingga menghasilkan oksigen. Itu sebabnya, Indonesia disebut sebagai paru-paru dunia.

2. Tiga Zona Waktu

Dampak dari letak garis bujur Indonesia 950 BT-1410 BT adalah, Indonesia terbagi atas tiga zona waktu, yaitu:

Waktu Indonesia bagian Barat (WIB)
Wilayah WIB meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Madura, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.

Wilayah ini memiliki selisih waktu +7 terhadap GMT (Greenwich Mean Time). Greenwich berada di London.

Greenwich digunakan sebagai patokan waktu karena garis bujur 00 berada di sana.

Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA)
Wilayah WITA meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau sekitarnya.

Wilayah ini memiliki selisih waktu +8 jam terhadap GMT.

Waktu Indonesia bagian Timur (WIT).
Wilayah WIT meliputi Kepulauan Maluku dan Papua.

Wilayah ini memiliki selisih waktu +9 jam terhadap GMT.

Salam....
Sampai jumpa pada letak Geografis Indonesia.

Selasa, 21 Juli 2020

PETA

PETA

 

@hendrotanoyo

Peta adalah gambaran permukaan bumi yang ditampilkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.

 

Syarat-syarat Peta :

·         Conform, yaitu bentuk dari sebuah peta yang digambar serta harus sebangun dengan keadaan asli atau sebenarnya di wilayah asal atau di lapangan.

·         Equidistance, yaitu jarak di peta jika dikalikan dengan skala yang telah di tentukan sesuai dengan jarak di lapangan.

·         Equivalent, yaitu daerah atau bidang yang digambar di peta setalah dihitung dengan skalanya, akan sama dengan keadaan yang ada di lapangan

 

Fungsi Pembuatan Peta :

Peta mempunyai beberapa fungsi di berbagai bidang, antara lain untuk:

·         menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain) di permukaan bumi. Dengan membaca peta kita dapat mengetahui lokasi relatif suatu wilayah yang kita lihat.

·         memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya bentuk benua, atau gunung) sehingga dimensi dapat terlihat dalam peta,

1.     Bentuk-bentuk benua yang ada di dunia dapat kita amati pada peta

2.     Bentuk-bentuk permukaan bumi dapat di amati dari simbol warna yang terlihat berbeda-beda

·         menyajikan data tentang potensi suatu daerah, misalnya:

1.     Peta potensi rawan banjir

2.     Peta potensi kekeringan

3.     Peta Potensi Air

4.     Peta Potensi Ikan

·         memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi. Jarak sebenarnya 2 lokasi dapat dihitung dengan membandingkan skala petanya.

 

Tujuan Pembuatan Peta :

membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi, atau perencanaan,

·         analisis data spasial, misalnya perhitungan volume,

·         menyimpan informasi,

·         membantu dalam pembuatan suatu desain, misal desain jalan, dan

·         komunikasi informasi ruang.

Unsur-unsur Peta :

Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi keruangan. Berdasarkan fungsi tersebut maka sebuah peta hendaknya dilengkapi dengan berbagai macam komponen/unsur kelengkapan yang bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam membaca/menggunakan peta. Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara umum banyak ditemukan pada peta misalnya adalah:

·         Judul : Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas.

·         Legenda : Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta.

·         Orientasi/tanda arah : Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta. Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.

·         Skala : Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi 3, yaitu:

1.     Skala angka. Misalnya 1: 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam peta sama dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.

2.     Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.

3.     Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.

·         Simbol : Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili ketampakan yang ada di permukaan bumi yang terdapat pada peta ketampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:

1.     Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional

2.     Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak

3.     Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu

4.     Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.

5.     Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya.

6.     Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk persentase.

7.     Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil.

·         Warna Peta : Warna peta digunakan untuk membedakan ketampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta. Warna simbol dalam peta terdiri dari 8 warna, yaitu:

·         

o    Warna hijau : Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m. Biasanya bentuk muka bumi yang terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi olah dataran rendah. Dataran rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.

·         

o    Warna merah : Warna merah menunjukkan jalan kereta api/gunung aktif. Warna merah sering dijumpai di peta suatu provinsi.

·         

o    Warna hijau muda : Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 200–400 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang landai dengan disertai bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit. Penyebaran bentuk muka ini hampir menyeluruh di atas dataran rendah.

·         

o    Warna kuning : Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 500–1000 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan dan pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di bagian tepi-tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di sebelah tenggara Kabupaten Sukoharjo.

·         

o    Warna cokelat muda : Warna cokelat muda menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1000–1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi yang dominan di daerah ini berupa pegunungan sedang disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka ini berada di bagian tengah dari Jawa Tengah, seperti di sekitar BumiayuBanjarnegaraTemanggungWonosoboSalatiga dan Tawangmangu.

·         

o    Warna cokelat : Warna cokelat menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi oleh gunung-gunung yang relatif tinggi. Penyebaran dari gunung-gunung tersebut sebagian besar di bagian tengah dari Jawa Tengah.

·         

o    Warna biru keputihan : Warna biru menunjukkan warna ketampakan perairan. Warna biru keputihan menunjukkan wilayah perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zona di wilayah ini disebut dengan zona neritik. Penyebaran dari zona ini ada di sekitar pantai. Di wilayah perairan darat warna ini menunjukkan danau atau rawa. Di Wonogiri terdapat Waduk Gajah Mungkur, di Bawen terdapat Rawa Pening, di sekitar Kebumen terdapat waduk Wadaslinang dan Sempor dan masih ada beberapa waduk kecil lainnya.

·         

o    Warna biru muda : Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan laut yang mempunyai kedalaman antara 200–2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentukan lereng yang relatif terjal. Wilayah ini merupakan kelanjutan dari zona neritik. Namun wilayah ini tidak tergambar dalam peta umum.

·         

o    Warna biru tua : Warna biru tua menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di sekitar Pulau Bali pada kedalaman > 2000 m sulit untuk diketahui dan tidak bisa diinterprestasikan dari peta. Namun biasanya bentuk muka bumi pada laut dalam dapat berupa dataran, lubuk laut, drempel dan palung laut. Bentuk muka bumi seperti ini juga tidak tergambar dalam peta umum.


·         Tipe Huruf (Lettering) : Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam penggunaan lettering:

1.     Objek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta

2.     Objek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa


·         Garis Astronomis : Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.


·         Inset : Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset antara lain:

1.     Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali

2.     Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting

3.     Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama


·         Garis Tepi Peta : Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.


·         Sumber dan Tahun Pembuatan : Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh.


·         Garis Lintang dan Garis Bujur : Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat - timur atau dari arah timur - barat. Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara - selatan atau selatan - utara.

 

Jenis Peta

Peta dikelompokkan menjadi 5 bagian, yaitu:

Berdasarkan isi data yang disajikan[sunting | sunting sumber]

·         Peta umum, yakni peta yang menggambarkan ketampakan bumi, baik fenomena alam atau budaya. Peta umum dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1.     Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.

2.     Peta korografi, yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta korografi adalah atlas.

3.     Peta dunia atau geografi, yaitu peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas. Berupa Suatu Daerah / Wilayah

·         Peta khusus (peta tematik), yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu/khusus. Misalnya, peta politik, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya.

Peta berdasarkan sumbernya (data)

·         Peta turunan (derived map) yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan.

·         Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.

Peta berdasarkan bentuk/simetrisnya

1.     Peta datar atau peta dua dimensi, atau peta biasa, atau peta planimetri yaitu peta yang berbentuk datar dan pembuatannya pada bidang datar seperti kain. Peta ini digambarkan menggunakan perbedaan warna atau simbol dan lainnya.

2.     Peta timbul atau peta tiga dimensi atau peta stereometri, yaitu peta yang dibuat hampir sama dan bahkan sama dengan keadaan sebenarnya di muka bumi. Pembuatan peta timbul dengan menggunakan bayangan 3 dimensi sehingga bentuk–bentuk muka bumi tampak seperti aslinya.

3.     Peta digital, merupakan peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam komputer. Peta ini dapat disimpan dalam disket atau CD-ROM. Contoh: citra satelit, foto udara.

4.     Peta garis, yaitu peta yang menyajikan data alam dan ketampakan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.

5.     Peta foto, yaitu peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi dengan garis kontur, nama, dan legenda.

Peta berdasarkan tingkat skalanya/kedetailannya

1.     Peta skala kadaster/teknik adalah peta yang berskala 1 : 100 - 1 : 5.000

2.     Peta skala besar adalah peta yang berskala 1 : 5.000 - 1 : 250.000

3.     Peta skala sedang adalah peta yang berskala 1 : 250.000 - 1 : 500.000

4.     Peta skala kecil adalah peta yang berskala 1 : 500.000 - 1 : 1.000.000


@hendrotanoyo