DINAMIKA PENDUDUK INDONESIA
Pertambahan
penduduk yang diakibatkan adanya peningkatan jumlah kelahiran merupakan modal
dasar suatu negara dalam pembangunan, misalnya dalam hal ketersediaan tenaga
kerja.
Akan tetapi, jika tidak diimbangi dengan
kualitas sumber daya manusia yang memadai justru dapat menimbulkan
permasalahan. Sebagai warga negara yang merupakan bagian dari sebuah negara,
sudah sepantasnya kita turut berperan serta mengatasi segala permasalahan
yang menimpa negara kita. Serta sebagai
makhluk Tuhan YME yang paling sempurna, seharusnya dapat menyumbangkan segala
pemikiran demi kemajuan bangsa dan negara serta sebagai bentuk rasa cinta tanah
air terhdap bangsa dan negara.Lalu, permasalahan apa sajakah yang dihadapi oleh
sebuah negara berkaitan dengan masalah kependudukan? Mari kita pelajari bersama
dalam ringkasan materi berikut.
A.
JUMLAH PENDUDUK
Indonesia
memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Data terkini jumlah penduduk Indonesia 257,9 juta. Jumlah penduduk
yang besar ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi bisa menjadi
keuntungan bagi Indonesia dengan jumlah
penduduk usia produktif yang berlimpah. Namun di sisi lain bisa
menjadi kerugian bila jumlah
penduduk yang besar itu memiliki kualitas yang rendah, dilihat dari pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
B. PERTUMBUHAN
PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Penduduk suatu wilayah akan bertambah apabila terdapat kelahiran (L) dan penduduk yang datang ke wilayah tersebut (I), sedangkan penduduk suatu wilayah akan berkurang apabila terdapat kematian (M) dan terdapat penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk dibedakan menjadi dua, yakni pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk total
1.
Pertumbuhan Penduduk Alami
Pertumbuhan penduduk alami
suatu wilayah terjadi karena ada selisih jumlah kelahiran dengan jumlah
kematian. Sedang
penduduk yang keluar dan masuk di wilayah itu tidak diperhitungkan karena relatif
sedikit. Penentuan pertumbuhan penduduk alami menggunakan rumus sebagai
berikut:
Pt = L – M
dimana:
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun
L = Jumlah kelahiran setahun
M = Jumlah kematian setahun
2.
Pertumbuhan
Penduduk Total
Pertumbuhan
penduduk total menunjukkan besarnya pertumbuhan penduduk suatu wilayah selama
satu tahun dengan memperhatikan faktor kelahiran, kematian, dan migrasi.
Penentuan
pertumbuhan penduduk total suatu wilayah sama dengan penentuan pertumbuhan
penduduk alami ditambah selisih jumlah penduduk yang keluar dengan penduduk
yang masuk ke suatu wilayah.
Rumus penentuan
pertumbuhan penduduk total sebagai berikut.
Pt = (L-M) +
(I-E)
Dimana:
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun
L = Jumlah kelahiran setahun
M = Jumlah kematian setahun
I = Jumlah imigrasi setahun
E = Jumlah emigrasi setahun
Apabila jumlah
pertumbuhan penduduk dihitung per 1.000 orang disebut tingkat pertumbuhan
penduduk.
C.
Komposisi Penduduk
a. Pengertian
Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah
pengelompokan penduduk berdasarkan usia/umur, jenis kelamin, mata pencaharian,
agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk memiliki manfaat antara
lain:
a.
Mengetahui
sumber daya yang ada menurut umur dan jenis kelamin
b.
Mengambil
kebijakan kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan
c. Menentukan dasar perencanaan pembangunan
b.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin dapat disajikan dalam bentuk piramida penduduk.
1) Piramida
Penduduk
1)
Piramida
Penduduk Muda (Expansive)
Gambar Piramida penduduk muda
Karakteristik Piramida Penduduk Muda
(Expansive)
a)
Berbentuk
segitiga
b)
Piramida
alasnya lebar dan meruncing ke puncak
c)
Jumlah
kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian
d)
Menggambarkan
pertumbuhan penduduk yang cepat
e)
Menunjukkan
kelompok umur pertengahan kecil dan angka beban ketergantungan sangat tinggi
f)
Menggambarkan
kondisi penduduk di negara
berkembang
1)
Piramida
Penduduk Tetap (Stationer)
Gambar Piramida penduduk tetap (stasioner)
Karakteristik Piramida Penduduk Tetap
(Stationer)
a)
Berbentuk
segiempat
b)
Menunjukkan
jumlah penduduk dalam keadaan tetap
c)
Menggambarkan
kelahiran dan kematian seimbang
d)
Kelompok
umur pertengahan sangat besar dan angka beban ketergantungan sangat rendah
e)
Menggambarkan
kondisi penduduk di daerah maju
3)
Piramida
Penduduk Tua (Constructive)
Gambar Piramida penduduk tua (konstruktif)
Karakteristik Piramida Penduduk Tua
(Constructive)
a)
Berbentuk
seperti sarang tawon
b)
Menggambarkan
penduduk berusia tua
c)
Tingkat
kelahiran dan kematian menurun tetapi tingkat kematian lebih besar sehingga
jumlah penduduk menurun
d)
Kelompok
penduduk usia muda lebih sedikit daripada penduduk tua
e)
Terjadi
di Negara Jepang dan Singapura
1) Manfaat
Mengetahui Piramida Penduduk
1) Angka Beban Ketergantungan (Dependency Ratio)
Angka yang menunjukkan besarnya beban tanggungan bagi penduduk usia produktif terhadap penduduk usia belum atau tidak produktif.
a) Penduduk usia produktif yaitu 15 – 64 tahun
b) Penduduk belum produktif yaitu 0 -14 tahun
c) Penduduk tidak produktif yaitu 65 tahun ke
atas
Rumus Angka Beban Ketergantungan (Dependency
Ratio)
P(0-14) + P(65+) x 100
P(15-64)
Keterangan
P(0-14)
: Penduduk belum produktif
P(65+)
: Penduduk tidak
produktif
P(15-64)
: Penduduk usia produktif
2)
Angka
Usia Harapan Hidup (Life Expectancy)
Merupakan rata-rata usia penduduk yang
diperhitungkan sejak lahir hingga meninggal dunia. Makin tinggi angka harapan
hidup menunjukkan tingkat kesejahteraan makin baik. Indikator yang digunakan
adalah angka kematian bayi dalam kurun waktu tertentu.
3)
Angka
Jenis Kelamin (Sex Ratio)
Merupakan perbandingan banyaknya penduduk
laki-laki dan perempuan pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.
Rumus
Sex Ratio
= M/F x 100
Keterangan
M = jumlah laki-laki
F = jumlah wanita
100 = konstanta
D.
KELAHIRAN
DAN KEMATIAN
1. Kelahiran
Kelahiran atau fertilitas diartikan sebagai hasil reproduksi nyata dari seorang perempuan atau sekelompok perempuan.
Dalam pengertian demografi, kelahiran adalah kemampuan riil dari seorang wanita untuk melahirkan dicerminkan dari banyaknya bayi yang lahir hidup.
a. Angka
Kelahiran Kasar (CBR)
Angkan kelahiran
kasar (Crude Birth Rate) adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran tiap
1.000 penduduk setiap tahun.
CBR = (B:P) X
1.000
dimana:
B = banyaknya kelahiran pada tahun tertentu
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = bilangan konstanta dengan nilai 1.000
b. Angka
Kelahiran Menurut Umur (ASFR)
Pengukuran
kelahiran ini mempertimbangkan pembagian menurut jenis kelamin dan golongan
umur sehingga disebut pulan Age Spesific Fertility Rate (ASFR) atau Age
Spesific Birth (ASBR).
ASBR ialah angka
yang menunjukkan jumlah kelahiran setiap 1.000 wanita golongan umur tertentu
setiap tahun.
ASFRx = (Bx:Pfx)
X 1.000
dimana:
ASFRx = Umur
perempuan dalam kelompok umur 5 tahunan (15-19, 20-24, dst)
Bx = Jumlah anak yang lahir dari wanita
kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
k = bilangan konstanta
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat kelahiran pada suatu wilayah, baik yang bersifatnya mendukung maupun menghambat.
a) Faktor pendukung angka kelahiran antara lain menikah pada usia muda sehingga berpotensi untuk memiliki anak dalam jumlah yang banyak, anggapan atau kepercayaan sebagian masyarakat bahwa banyak anak banyak rezeki, dan tingginya tingkat kesehatan masyarakat.
b) Faktor yang menghambat angka kelahiran, antara lain ketentuan batas minimal usia perkawinan, penundaan usia perkawinan karena alasan sekolah atau mengutamakan karier terlebih dahulu, dan adanya program KB.
2. Kematian
Kematian (mortalitas) adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan secara permanen.
a) Factor pendorong kematian (promortalitas):
Bencana alam yang menimbulkan korban jiwa, Wabah penyakit yang menyebabkan kematian, Tingkat kesehatan rendah, Sarana prasarana kesehatan kurang memadai. Terjadinya peperangan
b) Factor penghambat kematian (antimortalitas)
Tingkat kesehatan penduduk tinggi, Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai, Tehnologi kesehatan semakin maju, Jumlah tenaga medis seimbang dengan jumlah penduduk, Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan pribadi dan lingkungan sudah tinggi.
3. Migrasi
Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Migrasi mempengaruhi pertumbuhan penduduk suatu wilayah.
Jenis-jenis migrasi:
1) Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk antar Negara, meliputi:
Imigrasi adalah masuknya penduduk dari suatu negara ke negara dengan tujuan untuk menetap, Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan untuk menetap, Remigrasi adalah kembalinya penduduk dari suatu negara ke negara asalnya dengan tujuan untuk menetap, Turisme adalah masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata.
2) Migrasi nasional adalah perpindahan penduduk dalam suatu Negara, meliputi:
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk yang diprakarsai dan diselenggarakan pemerintah dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya, Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Hal ini terjadi karena kota memiliki daya tarik (factor penarik) untuk dituju dan desa memiliki daya dorong (factor pendorong) untuk ditinggalkan.
a) Factor penarik urbanisasi antara lain:
Tersedianya berbagai lapangan pekerjaan, Upah tenaga kerja tinggi, Fasilitas kehidupan lengkap, Tersedianya berbagai tempat hiburan
b) Factor pendorong urbanisasi antara lain:
Lapangan pekerjaan di luar sector pertanian terbatas, Lahan pertanian semakin sempit, Upah tenaga kerja rendah, Fasilitas umum terbatas, Fasilitas hiburan terbatas, Kegiatan pertanian di desa bersifat musiman, Keinginan penduduk untuk memperbaiki taraf hidup.
3) Ruralisasi adalah kembalinya pelaku urbanisasi ke daerah asalnya.
4)
Forensen
(penglaju) adalah orang yang tinggal di desa tetapi bekerja di kota sehingga
setiap hari pergi dan pulang.
5)
Weekend
adalah perginya orang-orang kota untuk mencari tempat peristirahatan pada akhir
pekan.
6)
Evakuasi
adalah perpindahan penduduk karena gangguan bencana alam atau gangguan
keamanan.
E.
PROYEKSI PENDUDUK
Proyeksi penduduk merupakan suatu perhitungan
ilmiah yang didasarkan asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk,
yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Dalam perencanaan pembangunan
yang berhubungan dengan kesejahteraan rakyat sering dibutuhkan data jumlah
penduduk pada waktu mendatang. Untuk mengetahui jumlah penduduk suatu wilayah
pada waktu mendatang dapat diperoleh dengan menggunakan metode matematika yang
dikenal dengan rumus proyeksi jumlah penduduk.
E. KEPADATAN PENDUDUK
b. Kepadatan Fisiologis
Kepadatan fisiologis adalah jumlah penduduk tiap kilometer persegi tanah pertanian.
Kepadatan penduduk fisiologis = Jumlah penduduk suatu wilayah : Luas wilayah pertanian (km2)
c. Kepadatan Penduduk Agraris
Kepadatan penduduk
agraris adalah jumlah penduduk petani tiap kilometer persegi tanah pertanian
Kepadatan penduduk agraris = Jumlah penduduk suatu wilayah : Luas pertanian
yang dapat diolah (km2)
d. Kepadatan Penduduk Ekonomi
Kepadatan penduduk
ekonomi adalah jumlah penduduk pada suatu wilayah didasarkan atas kemampuan
wilayah yang bersangkutan. Kemampuan wilayah yang dimaksud adalah kapasitas
produksi wilayah tersebut. Pengukuran kapasitas produksi suatu wilayah sulit
ditentukan sehingga pengukuran kepadatan ini jarang digunakan.
F.
KOMPOSISI PENDUDUK
Komposisi penduduk
menurut jenis kelamin adalah pengelompokkan penduduk berdasarkan jenis
kelaminnya. Komposisi ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan dalam satu wilayah tertentu. Adanya
ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (rasio jenis kelamin)
dapat mengakibatkan rendahnya fertilitas dan angka pertumbuhan penduduk. Perbandingan
rasio jenis kelamin diketahui dengan rumus berikut ini.
RJK = L : P
Dimana:
RJK = Rasio jenis
kelamin
L
= Jumlah penduduk laki-laki
P
= Jumlah penduduk perempuan
K =
Bilangan konstan dengan nilai 1.000
G.
MOBILITAS PENDUDUK
Secara garis besar, mobilitas penduduk dibagi
menjadi dua, yaitu mobilitas vertikal
dan mobilitas horizontal.
a. Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal adalah semua gerakan penduduk
dalam usaha perubahan status sosial. Contohnya, seorang buruh tani yang
berganti pekerjaan menjadi pedagang termasuk gejala perubahan status sosial.
Begitu pula, seorang dokter gigi beralih pekerjaan menjadi seorang aktor film
juga termasuk mobilitas vertikal.
b. Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal adalah semua gerakan penduduk yang melintas batas wilayah tertentu dalam periode waktu tertentu. Batas wilayah yang umumnya adalah batas adminitrasi, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan. Mobilitas horizontal dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas permanen dan mobilitas nonpermanen.
1) Mobilitas Permanen atau Migrasi
Mobilitas permanen atau migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Mobilitas permanen secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu imigrasi internasional dam migrasi dalam negeri.
a) Migrasi Internasional
Migrasi internasional
adalah perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain. Perhatian para
analis demografi cukup besar pada migrasi internasional. Hal itu dikarenakan
selain datanya lebih lengkap juga karena sering menimbulkan ketegangan sosial.
Akhirnya, terjadi pertentangan antara orang-orang dengan latar belakang
kebudayaan dan bahasa yang berbeda. Migrasi internasional merupakan masalah
politik pada tingkat nasional. Contohnya, seseorang yang melintasi perbatasan
negara dapat melakukan dengan ikut perpindahan massal (perpindahan penduduk
dengan curu etnis atau sosial). Selain itu, dapat juga dilakukan sebagai
pribadi dan anggota keluarga kecil. Sebab-sebab terjadinya perpindahan secara
paksa, dan mengungsi. Pada rentang waktu tahun 1953-1960 terjadi karena
ketegangan politik antara negara yang satu dengan yang lain. Di bebepara negara
terjadi arus migrasi yang tinggi.
b) Migrasi Emigrasi, internasional dibedakan menjadi tiga, yaitu imigrasi dan remigrasi. Emigrasi, merupakan suatu kejadian keluaranya penduduk dari suatu negara menuju ke negara yang lain dengan tujuan untuk menetap (bermukim) di negara yang dituju tersebut. Penduduk yang melakukan emigrasi disebut emigrasi. Imigrasi, merupakan masuknya penduduk ke suatu negara yang berasal dari negara yang lain dengan tujuan untuj bermukim (menetap) di negara yang didatangi. Penduduk yang melakukan imigran disebut dengan imigran. Contohnya, orang (penduduk) Thailand pindah ke Indonesia.
c) Remigrasi (Repatriasi), merupakan perpindahan penduduk untuk kembali lagi ke
tempat asal (tanah airnya). Contohnya, orang Indonesia yang sejak tahun 1980
bermukim di Malaysia pada tahun 2000 kembali lagi untuk pulang dan menetap
selamanya di Indonesia. Migrasi Dalam Negeri (Migrasi Nasional) Migrasi
nasional adalah suatu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain
dalam satu wilayah negara. Pola migrasi dalam negeri (nasional) adalah sebagai
berikut. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya
menuju ke daerah yang lebih jarang penduduknya dalam satu wilayah negara.
Urbanisasi, merupakan suatu perpindahan penduduk dari desa ke kota besar atau
kota kecil ke kota besar.
d) Ruralisasi, merupakan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di desa.
Rulasisasi biasanya terjadi karena kesempatan kerja di kota sangat sempit.
Migrasi penduduk dalam negeri menyebabkan perpidahan penduduk secara
besar-besaran baik di negara maju maupun negara berkembang. Perpindahan
penduduk dari desa ke kota merupakan komponen utama dari migrasi dalam negeri
sehingga dianggap sebagai satu bagian utama dari migrasi dalam negeri sehingga
dianggap sebagai satu bagian dari proses modernisasi yang tidak dapat
dipisahkan. Jenis migrasi dalam negeri yang menarik untuk dibahas adalah
transmigrasi. Hal ini disebabkan masalah transmigrasi khususnya di Indonesia
merupakan bagian penting dalam era pembangunan.
e) Evakuasi selain imigrasi internasional dan migrasi nasional, ada jenis
perpidahan penduduk lain suatu negara ke negara lain atau daerah satu ke daerah
lain untuk menghindari suatu bahaya yang mengancam (peperangan, bencana alam,
atau wabah penyakit). Contohnya sebagai berikut. Perpindahan penduduk sekitar
lereng gunung Merapi menuju ke kawasan-kawasan sekitarnya guna menghindari
dampak letusan gunung merapi. Perpindahan penduduk Irak ke Yordania akibat
peperangan.
2) Mobilitas Non permanen
Mobilitas Nonpermanen
merupakan gerakan penduduk dari satu wilayah satu ke wilayah lain dengan tidak
ada niat untuk menetap di daerah tujuan. Mobilitas nonpermanen disebut juga
dengan sirkulasi. Dan beberapa hasil penelitian mobilitas penduduk yang
dilakukan di Jawa oleh suharso(1976). Hugo (1975), Koenjaraningrat (1957), dan
Matras (1978), ditemukan bahwa mobilitas penduduk nonpermanen lebih banyak
terjadi daripada mobilitas penduduk permanen. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya mobilitas penduduk sirkuler lebih banyak terjadi daripada mobilitas
permanen.
Hal ini disebabkan,
antara lain faktor sentrifugal dan sentripetal; perbaikan darana transportasi
serta kesempatan kerja di sektor informal lebih besar dibanding sekitar formal.
Faktor Sentrifugal dan Sentripetal, Kekuatan sentrifugal adalah kekuatan yang
terdapat di suatu wilayah yang mendorong penduduk untuk meinggalkan daerahnya.
Sementara itu, kekuatan sentripetal adalah kekuatan yang mengikat penduduk
untuk tetap tinggal di daerahnya. Kedua kekuasaan ini tarik-menarik. Kurangnya
kesempatan kerja di bidang pertanian, nonpertanian, dan terbatasnya fasilitas
pendidikan yang ada mendorong orang untuk pergi ke daerah yang tersedia
fasilitas yang lebih lengkap. Hal-hal yang mengikat penduduk untuk tetap
tinggal didesa, antara lain sebagai berikut. Jalinan persaudaraan dan
kekeluargaan di antara warga desa yang sangat erat. Adanya sistem gotong-royong
yang kuat di pedesaan. Penduduk sangat erat dengan tanah pertaniannya. Warga
desa terikat pada desa tempat mereka tinggal. Adanya kekuatan yang
terik-menarik tersebut mengakibatkan penduduk yang bersangkutan melaksanakan
mobilitas sirkuler. Mobilitas sirkuler, yaitu meinggalkan daerah tempat
tinggalnya untuk memperbaiki perekonomiannya tanpa mempunyai tujuan menetap di
daerah tujuan. Perbaikan Sarana Transportasi, Dorongan untuk melaksanakan
mobilitas sirkuler dipengaruhi oleh adanya perbaikan sarana transportasi yang
menghubungi antardesa dan kota. Sebelumnya, penduduk desar yang bekerja di kota
terpaksa mondok di kota, tetapi setelah jalan-jalan diperbaiki dan banyaknya
kendaraan umum, mereka mejadi penglaju (malaju; pagi berangkat ke kota sore
pulang ke desa). Kesempatan kerja di sektor imformal lebih besar dibanding
sektor formal. Proses urbaniasai di indonesia tidak diikuti oleh perlunya
lapangan pekerjaan dengan urpa rendah tidak menentu. Kecil pendapatan migran
dari desa yang bekerja di kota dan tingginya biaya hidup di kota, tidaklah
mungkin bagi merka untuk betempat bersama keluarganya di kota. Hal ini yang
menyebabkan menjadi pengalaju.
H.
KUALITAS PENDUDUK
Indeks pembangunan manusia (Human Development
Index) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf,
pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia.
Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan
sebagai tujuan akhir sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk
mencapai tujuan tersebut.
Pembangunan manusia digunakan untuk
mengkasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, berkembang, atau
terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh kebijakan ekonomi terhadap
kualitas hidup.
IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara
dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia, sebagai berikut.
1.
Hidup sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat
kelahiran
2.
Pengeahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang
dewasa dan kombinasi pendidikan dasar, menengah, atas gross enrollment ratio
(bobot satu per tiga)
3.
Standar kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari
produk domestik bruto per kapita paritasi daya beli.
Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibanguna
melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang
dan sehat, pengetahuan dan kehidupan yang layak.
Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak
faktor.
Untuk mengukur dimensi kesehatan digunakan angka umur harapan hidup.
Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator
angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup digunakan
indikator kemampuan daya beli.
Angka Harapan Hidup
Angka harapan hidup adalah rata-rata perkiraan
banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Ada dua jenis
data yang digunakan dalam perhitungan angka harapan hidu, yaitu angka lahir
hidup dan anak masih hidup.
Tingkat Pendidikan
Untuk mengukur dimensi pengetahuan penduduk digunakan dua indikator, yaitu rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Sedangkan angka melek huruf adalah presentase penduduk 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis.
I.
BONUS
DEMOGRAFI
1.
Pengertian Bonus Demografi
Bonus demografi
merupakan suatu keadaan di mana penduduk yang masuk ke dalam usia produktif
jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak
produktif.
2.
Manfaat Bonus Demografi
Sudah pasti kesempatan
terjadinya bonus demografi harus dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya, termasuk
Indonesia. Banyak negara yang telah berhasil dan terbukti memanfaatkan peluang
ini dengan maksimal seperti Malaysia, Korea Selatan, Jepang dan masih banyak
lagi.
3. Dampak Bonus Demografi
Selain memberikan keuntungan dan
kesempatan bagi negara berkembang untuk menjadi negara maju dan juga jumlah
usia tidak produktif akan ditanggung oleh usia produktif, ternyata bonus
demografi bisa menjadi bahaya dan ancaman bagi sebuah negara jika tidak
dipersiapkan dengan baik.Terutama dalam mempersiapkan sumber daya
manusia yang nantinya akan menentukan tingkat keberhasilan negara dalam
memanfaatkan peluang ini. Jika tidak memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas, sudah dapat dipastikan saat memasuki bonus demografi jumlah
pengangguran akan meningkat dan tidak dapat terkendali. Jumlah pengangguran
yang meningkat menjadi awal bagi negara yang tidak mampu memanfaatkan bonus
demografi.
Sebab,
dari sini bisa berdampak ke berbagai aspek kehidupan, seperti berkurangnya
pendapatan sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara kualitas sumber daya
manusia dengan standar kualifikasi yang diperlukan, meningkatkan jumlah
kemiskinan hingga akhirnya memberikan pengaruh buruk kepada pendidikan, ekonomi
dan kesehatan
4.
Cara Memaksimalkan Bonus Demokrasi
Ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan untuk dapat memaksimalkan peluang dari bonus demografi ini, antara lain:
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak hanya di perkotaan saja, namun juga di pedesaan, terutama di daerah yang terpencil.
Mengadakan pelatihan – pelatihan guna meningkatkan kemampuan atau skill yang berguna dalam mencari pekerjaan.
Meningkatkan kualitas
pendidikan terutama di bidang kejuruan seperti teknologi informasi, otomotif,
tata boga, tata busa dan lain sebagainya.
Membuka lapangan pekerjaan baru guna menyerap tenaga kerja di sekitar tempat kerja. Memberikan beasiswa bagi siswa ataupun mahasiswa berprestasi
J. PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN INDONESIA
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 setelah Amerika Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan, dan tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin banyak mengalami permasalahan terkait dengan kependudukan.Tidak hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, dan struktur kependudukan di Indonesia membuat masalah kependudukan semakin kompleks. Hal ini tentu perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan pembangunan manusia Indonesia. Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami Indonesia sebagai berikut.
1. Besarnya Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk
Indonesia dari hasil sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 jiwa. Dari tahun ke
tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Jumlah penduduk yang tinggi
tentunya memberikan berabgai dampak sebagai berikut.
a. Dampak Positif
Dampak positif dari jumlah penduduk yang besar
yaitu sebagai penyedia tenaga kerja, mempertahankan keutuhan negara dari
ancaman yang berasal dari bangsa lain, dan sebagainya.
b. Penyediaan Lapangan
Pekerjaan
Kebutuhan akan bahan pokok menuntut orang untuk
bekerja dan mencari nafkah. Namun, penyedia lapangan kerja sangat minim. Hal
ini akan menimbulkan pengangguran.
c. Pengangguran Tinggi
Apabila jumlah pengangguran tinggi, maka rasio ketergantungan juga tinggi. Sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya. Hal ini akan menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.
2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Apabila
pertumbuhan penduduk terus dibiarkan meningkat, maka akan terjadi berbagai masalah
pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang menurun, kejahatan, dan
lapangan pekerjaan yang memberikan dampak negatif bagi kelangsungan umat
manusia di Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk sangatlah penting.
Program-program yang ditawarkan pemerintah seperti program KB harus didukung oleh masyarakat. Misalnya, penggunaan alat kontrasepsi dan penundaan usia perkawinan sehingga laju pertumbuhan penduduk diharapkan menurun.
3. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Di Indonesia terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa. Hampir 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Pulau Jawa Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, transportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas lainnya hanya berada di suatu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi ke wilayah tersebut dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk sebagai berikut: Kesuburan tanah daerah atau wilayah yang dituju, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam
4. Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah
Di bidang kesehatan yang menjadi gambaran tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi. Besarnya angka kematian yang terjadi menunjukkan kondisi lingkungan dan juga kesehatan masyarakat.
5. Pendidikan yang Rendah
Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 47 Tahun 2008 tentang wajib Belajar yang dikeluarkan pun menunjukkan wajib belajar penduduk Indonesia 9 tahun. Sementara negara lain menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi Indonesia, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 menyebutkan rata-rata pendidikan bangsa Indonesia masih pada angka 5,8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat tingkat pendidikan di Indonesia.
K. SUMBER DATA KEPENDUDUKAN
Sumber data kependudukan yang pokok dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Sensus Penduduk
Sensus penduduk menurut PBB adalah keseluruhan proses mengumpulkan, menghimpun, menyusun, dan menerbitkan data demografi serta ekonomi dan sosial yang menyangkut semua orang pada waktu tertentu. Karakteristik tertentu yang harus dipenuhi dalam melakukan sensus penduduk adalah semua orang, waktu tertentu, dan wilayah tertentu. Cara pencacahannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sensus De jure dan sensus De facto.
a. Sensus De jure ialah
pencacahan penduduk yang hanya dikenakan kepada penduduk yang benar-benar
bertempat tinggal diwlayah sensus tersebut.
b. Sensus De facto ialah pencacahan penduduk yang dikenakan kepada setiap orang-orang yang pada saat pencacahan berada di wilayah sensus.
2. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan sistem kegiatan yang dilakukan oleh petugas pemerintah setempat yang meliputi pencacatan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan tempat tinggal, dan perubahan pekerjaan. Tujuan registrasi adalah sebagai suatu cacatan resmi dari peristiwa tertentu dan sumber yang berharga dalam penyusunan proses perencanaan masyarakat. Sistem registrasi penduduk di Indonesia telah dilakukan sejak abad ke-19 Pada tahun 1815, Raffles melakukan pendaftaran penduduknya dalam rangka penetapan sistem pajak tanah. Para kepala desa diwajibkan mencatat semua orang ciri-ciri kendudukan lainnya. Pada awal tahun 1850, pemerintah Belanda mulai memberikan angka-angka jumlah penduduk menurut keresidenannya di Jawa dan di Madura serta beberapa pulau di luar Jawa. Setelah Indonesia merdeka, sistem regitrasi penduduk diteruskan pelaksanaannya. Peristiwa kelahiran dicacatkan oleh Departemen Agama, kematian dicacat oleh Departemen Kesehatan, dan migrasi penduduk dicacat oleh Departemen Kehakiman. Badan Pusat Statistik menghimpun data tersebut dan menerbitkannya dalam seri registrasi penduduk. Semua data tersebut di tingkat bawah dicacat oleh kantor desa. Registrasi penduduk diindonesia masih mempunyai kelemahan-kelemahan seperti tidak lengkap datanya dan rendah reliabilitasnya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan penduduk tentang manfaat registrasi penduduk. Diharapkan setelah dikeluarkannya UU Kependudukan, pelaksanaan registrasi penduduk dapat diselenggarakan sebaik-baiknya.
3. Survei Penduduk
Hasil sensus dan registrasi penduduk mempunyai keterbatasan karena hanya menyediakan data statistik kependudukan dan kurang memberikan informasi tentang sifat dan perilaku penduduk tersebut. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, perlu dilaksanakan survei penduduk yang sifatnya lebih luas dan mendalam. Pada umumnya, survei penduduk dilakukan dengan sistem sampel atau dalam bentuk studi kasus. Contohnya, survei fertilitas dan moralitas indonesia tahun 1973 yang dilakukan di Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan beberapa penelitian demografi yang mendalam oleh Lembaga Kependudukan UGM. Badan Pusat Statistik melaksanakan berbagai survei, seperti Survei Ekonomi Nasional, Survei Angkatan Kerja, dan Survei Antarsensus, Survei penduduk dapat dikelompokkan dalam tiga tipe, yaitu survei bertahap tunggal, ganda, dan kombinasi. Survei terhadap tunggal ialah informasi yang diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai kejadian penduduknya yang dialami seseorang pada masa lampau dalam periode tertentu. Survei Bertahap ganda dilakukan melalui kunjungan berulang ke rumah-rumah tangga dengan berbagai kejadian kependudukan dalam interval waktu antarkunjungan dicacat, seperti kelahiran, kematian, dan migrasi. Survei bertipe kombinasi merupakan gabungan antara survei terhadap tunggal dan bertahap ganda. Data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk menilai kelengkapan dan dapat informasi kependudukan yang dikumpulkan oleh sistem registrasi.
Salam @hendrotanoyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar